Jumat, 01 Februari 2013

Kopling Motor

Kata kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah couple, artinya pasangan.
Namun pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan coupling di luar negeri. Kopling di negara kita lebih identik dengan clutch.
Pengertian coupling pada kendaraan bermotor adalah hubungan antara engkol dan roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga mesin.
Kopling adalah komponen motor yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.
Fungsi kopling adalah untuk mengatur daya yang disalurkan dari mesin ke transimisi, kemudian transmisi mengubah kecepatan mesin sesuai dengan yang diinginkan.

Cara Kerja Kopling

Dalam keadaan dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, ketika pengemudi menekan kopling, tenaga mesin akan diputus, karena saat kopling ditekan maka gaya tekan itu mendorong release fork dan release fork anda mendoroang release bearing. Sehingga release bearing mengangkat pegas diaprahgma dan preaseure palte dan clutch disc akan terlepas dengan flywheel diikuti roda gigi yang terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi.
Kopling dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan:
  1. Bentuk kopling motor
  2. Kondisi kerja kopling
sumber : http://www.rodadua.web.id/kopling-moto/

Ring Piston Sepeda Motor

Piston terdiri dari piston, ring piston dan batang piston. Setiap piston dilengkapi lebih dari satu buah ring piston. Ring tersebut terpasang longgar pada alur ring. ring piston dibedakan atas dua macam yaitu: Ring Kompresi, jumlahnya satu, atau dua ...

Gerakan Langkah Piston Sepeda Motor

Untuk menjamin agar mesin tetap beroperasi, piston harus selalu bergerak secara berkesinambungan, gerakan piston akan berhenti di TMA (Titik Mati Atas) atau di TMB (Titik Mati Bawah). Kedua titik ini disebut dead center. Ketika piston bergerak keatas, dari TMB ke TMA, atau bergerak turun dari TMA ke TMB, satu kali ...

Macam Macam Bantalan

Macam Macam Bantalan Crank pin & journal poros menerima beban yang berat saat mesin berputar, oleh karena itu diperlukan bantalan (biasa disebut metal) yang dilumasi oli untuk mengurangi beban gesekan tersebut agar mesin bisa berputar lembut dan mendapatkan performa yang bagus. Macam Bantalan Pada poros engkol dan bagian lain yang berputar dengan kecepatan ...

Celah Ring Piston

Celah Ring Piston Pegas torak akan mengembang jika dipanaskan sama halnya dengan torak. Dengan alasan ini pegas torak dipotong pada satu tempat dan celahnya diposisikan disebelah kiri ketika terpasang di dalam silinder. Celah ini disebut celah ujung pegas (ring end gap). Besarnya celah ini bermacam-macam tergantung pada jenis mesin, dan umumnya ...

Sistem Pelumasan

Mesin terdiri dari bagian-bagian logam (metal parts) yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan lansung secara tetap satu dengan lainnya. Termasuk poros engkol, batang torak, dan bagian mekanisme katup. Saat mesin berputar, gesekan yang terjadi antara bagian-bagian mesin akan menyebabkan hilangnya tenaga dan bagian-bagian mesin tersebut menjadi aus. Oli pelumas melumasi ...

Pemeriksaan dan Pemasangan Timming Belt

Pemeriksaan Timming Belt, hal-hal yang harus dilakukan : 1. Periksa belt dari adanya oli atau kotoran. Ganti bilamana perlu. Kotoran yang menempel harus dibersihkan dengan menggunakan kain lap atau kertas kering. Jangan membersihkan dengan memakai deterjen. 2. Saat membongkar mesin atau menyetel kekencangan belt, periksalah belt dengan ...

Jenis Kopling Motor

Ada beberapa jenis kopling seperti kopling gesek, kopling fluida, kopling sentrifugal, dan kopling magnet. Tetapi yang paling banyak digunakan oleh kendaraan bermotor adalah jenis Kopling Piringan (disk clutch) dan Kopling Sepatu Sentrifugal.
Jenis Kopling Piringan (disk clutch) dan Kopling Sepatu Sentrifugal dibagi lagi menjadi kopling plat kering dan kopling plat basah.
Pendek kata kopling dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan:
  1. Bentuk kopling motor
  2. Kondisi kopling bekerja

Jenis Kopling Berdasarkan Bentuk

Kopling Piringan (disk clutch)

Kopling ini terdiri dari beberapa kampas kopling (plat gesek) dan plat kopling. Sebagai pemutus dan penghubung daya, kopling jenis ini ditekan dengan bantuan per. Apabila per di tekan oleh tuas kopling, maka antara plat gesek dan plat kopling akan merenggang dan daya dari mesin ke transmisi terputus.
Pegas kopling atau per kopling juga ada 2 jenis (macam) yaitu per keong (coil spring clutch) dan per matahari (diaphragm spring clutch). Pada kopling tipe Disk Clutch cara operasionalnya juga di bagi menjadi 2 bagian :
  1. Kopling yang di operasikan dengan cara manual seperti pada motor sport
  2. Kopling yang di operasikan dengan cara otomatis seperti pada motor bebek/underbone

Kopling Sepatu Sentrifugal

Kopling jenis ini hampir mirip bentuknya dengan kampas rem. Kopling ini bekerja apabila ada gaya sentrifugal dan kampas kopling akan menggesek mangkuk kopling (housing clutch). Kopling jenis ini biasanya banyak di pakai pada motor matic.

Jenis Kopling Berdasarkan Kondisi Kerja

Kopling Plat Basah

  • Kopling plat basah adalah kopling yang plat-platnya direndam dengan minyak pelumas.
  • Kebanyakan kopling jenis ini digunakan oleh sepeda motor.
  • Kelebihan, kopling plat basah tidak cepat aus, karena dilumasi oleh oli.
  • Kekurangannya, hambatan geseknya kurang sehingga tidak bisa memindahkan tenaga seefektif kopling kering. Apalagi bila di tambahakan bahan aditif pelicin, kopling bisa slip.

Kopling Plat Kering

  • Kopling plat kering adalah jenis kopling yang plat-platnya tidak direndam oleh minyak oli.
  • Umumnya digunakan pada mobil dan sepeda motor tua buatan Eropa.
  • Kelebihannya, hambatan geseknya besar sehingga lebih efektif dibanding kopling basah dalam memindahkan daya.
  • Kekurangannya, Kopling kering cepat aus karena tidak terkena oli tetapi tenaga pemindahan dari mesin ke roda gigi lebih baik.
sumber :  http://www.rodadua.web.id/jenis-kopling/

PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM BAHAN BAKAR TIPE INJEKSI (EFI)

1. Beberapa Hal Umum yang Perlu Diperhatikan Berkaitan dengan
Service Sistem EFI atau PGM-FI

a. Pastikan untuk membuang tekanan bahan bakar sementara mesin dalam keadaan mati.
b. Sebelum melepaskan fuel feed hose (slang penyaluran bahan bakar), buanglah tekanan dari sistem dengan melepaskan quick connector fitting (peralatan penyambungan dengan cepat) pada fuel pump (pompa bahan bakar)
c. Jangan tutup throttle valve dengan mendadak dari posisi terbuka penuh ke tertutup penuh setelah throttle cable (kabelgas tangan) telah di lepaskan. Hal ini dapat mengakibatkan putaran stasioner yang tidak tepat.
d. Programmed fuel injection (PGM-FI) system dilengkapi dengan Self-Diagnostic System (sistem pendiagnosaan sendiri) yang telah diuraikan. Jika malfunction indicator (MIL) (lampu indikator kegagalan pemakaian) berkedip-kedip, ikuti Self- Diagnostic Procedures (prosedur pendiagnosaan sendiri) untuk memperbaiki persoalan.
e. Sebuah sistem PGM – FI yang tidak bekerja dengan baik seringkali di sebabkan oleh hubungan yang buruk atau konektornya yang berkarat. Periksalah hubungan-hubungan ini sebelum melanjutkan.
2. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi (EFI)
Jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI) sepeda motor yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda mesin dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda mesin dioperasikan pada kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir).
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar konvensional yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda mesin yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
Jadwal perawatan berkala (teratur) sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI)
No Bagian yg diservis Tindakan
1 Saluran (slang)
bahan bakar
(bensin)
Periksa saluran bahan bakar setelah menempuh jarak
4.000 km, 8.000 km, 12.000 dan seterusnya setiap
4.000 km
2 Sistem
penyaluran
udara sekunder
Periksa dan bersihkan saluran udara sekunder
setelah menempuh jarak 12.000 km. Ganti setiap 3
tahun atau setelah menempuh jarak 24.000 km
3 Putaran
stasioner mesin
Periksa, bersihkan, setel putaran stasioner/langsam
setelah menempuh jarak 500 km, 2.000 km, 4.000
km, dan seterusnya setiap 2.000 km
4 Cara kerja gas
tangan
Periksa dan setel (bila perlu) gas tangan setelah
menempuh jarak 4.000 km, 8.000 km, 12.000 km dan
seterusnya setiap 4.000 km
5 Saringan udara Periksa dan bersihkan saringan udara setelah
menempuh jarak 2.000 km, 4.000 km dan seterusnya
bersihkan setiap 2.000 km. Ganti setiap 12.000 km
3. Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi (EFI)
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem bahan bakar dan sistem pendukung lainnya pada tipe injeksi (EFI) yang umum terjadi pada sepeda mesin, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya).
Permasalahan
Kemungkinan
Tindakan
Mesin mati, sulit
dihidupkan,
putaran
stasioner kasar
1. Terdapat kebocoran udara masuk
2. Tekanan dalam sistem bahan
bakar terlalu tinggi
3. Tekanan dalam sistem bahan
bakar terlalu rendah
4. Saringan injektor (injektor filter)
tersumbat
5. Penyetelan stasioner tidak tepat
6. Saluran udara stasioner tersumbat
7. Bahan bakar tercemar/kualitas
jelek
1. Periksa & Perbaiki
2. Periksa & perbaiki  
3. Periksa dan
perbaiki
4. Periksa & Perbaiki
5. Stel ulang
6. Bersihkan
7. Ganti
Mesin tidak mau
hidup
1. Pompa tidak bekerja
2. Saringan injector tersumbat
3. Jarum injector tertahan
4. Bahan bakar jelek
5. Terdapat kebocoran udara masuk
periksa bila perlu ganti
Terjadi ledakan
(misfiring) saat
melakukan
akselerasi
1. Sistem penyaluran bahan bakar tidak bekerja dengan baik
2. saringan injector tersumbat
3. Sistem pengapian tidak bekerja dengan baik
Periksa bila perlu ganti

Bagian-bagian Utama Karburator Sepeda Motor

Bagian-bagian Utama Karburator
Setiap karburator, yang sederhana sekalipun terdiri dari komponen-komponen utama berikut ini:
1) Sebuah tabung berbentuk silinder, tempat terjadinya campuran udara dan bahan bakar.
2) Perecik utama (main nozzle), yaitu pemancar utama yang mengabutkan bahan bakar. Tinggi ujung perecik utama hampir sama tinggi dengan permukaan bahan bakar di dalam bak pelampung. Main nozzle biasanya terdapat pada karburator tipe venturi tetap. Sedangkan pada karburator tipe slide (variable venturi) maupun tipe kecepatan konstan (CV), peran main nozzle digantikan oleh needle jet. Needle jet mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang dialirkan dari celah diantara needle jet dan jet
needle (jarum pengabut) tersebut.
3) Venturi yaitu bagian yang sempit di dalam tabung karburator berfungsi untuk mempertinggi kecepatan aliran udara. Sesuai dengan tipe karburator yang ada pada sepeda mesin, diameter venturi akan selalu tetap untuk tipe karburator venturi tetap dan diameter venturi akan berubah-ubah untuk tipe karburator varible venturi.
4) Katup trotel (throttle valve atau throttle butterfly), untuk mengatur besar-kecilnya pembukaan tabung karburator yang berarti mengatur banyaknya campuran udara bahan bakar.
5) Wadah (ruang) bahan bakar dilengkapi dengan pelampung (float chamber) untuk mengatur agar tinggi permukaan bahan bakar selalu tetap. Bahan bakar masuk ke dalam ruang pelampung melalui sebuah katup jarum (needle valve). Katup jarum tersebut akan membuka dan menutup aliran bahan bakar yang masuk ke ruang pelampung melalui pergerakan turun-naik pelampung (float).
6) Spuyer utama (main jet), yaitu berfungsi mengontrol aliran bahan bakar pada main system (sistem utama) pada putaran menengah dan tinggi
7) Pilot jet, yaitu berfungsi sebagai pengontrol aliran bahan bakar pada bagian pilot system pada putaran rendah dan menengah.
8). Jet needle (jarum pengabut), yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran bahan bakar dan udara melalui bentuk ketirusan jet needle/jarum pengabut tersebut. Jet needle umumnya terdapat pada karburator tipe variable venturi dan kecepatan konstan atau tipe CV.
9) Pilot air jet, yaitu berfungsi mengontrol jumlah aliran udara pada pilot system pada putaran langsam/idle/stasioner ke putaran rendah.
10) Diapragma dan pegas, yaitu berfungsi bekerja berdasarkan perbedaan tekanan diantara tekanan udara luar dan tekanan negatif lubang untuk mengontrol jumlah pemasukan udara. Diapragma dan pegas (spring) biasanya terdapat pada karbuartor tipe CV.
11) Main air jet, yaitu berfungsi mengontrol udara pada percampuran bahan bakar dan udara pada putaran menengah dan tinggi. Kemudian juga mengontrol udara yang menuju ke needle jet sehingga mudah tercampur dengan bensin yang berasal dari main jet.
12) Pilot screw, yaitu berfungsi mengontrol sejumlah campuran udara dan bahan bakar yang keluar pada pilot outlet.

sumber :  http://coilku.com/bagian-bagian-utama-karburator-sepeda-motor.html